Dalam membuat pola busana, dikenal
berbagai metode menggambar pola sesuai nama pencipta metode, misalnya
Dressmaking dan So-En dari Jepang, atau Danckaerts dan Cuppens Geurs
dari Belanda. Masing-masing metode memiliki perbedaan antara satu dengan
lainnya.
Dalam pemakaian busana seringkali
ditemukan ketidak sesuaian busana dengan pemakainya yang disebabkan
kurang tepatnya desain dengan bentuk jadi busana, proporsi tubuh
pemakai, serta jatuhnya busana pada tubuh atau badan pemakai, sehingga
mempengaruhi kenyamanan pemakai. Ketidaknyamanan tersebut misalnya letak
garis pinggang, penempatan atau pemindahan kupnat yang tidak sesuai,
maupun terjadinya kerut atau gelombang.
Pola Pakaian
Sumber : http://mastyle-liesse.blogspot.com
Pola Pakaian
Sumber : http://mastyle-liesse.blogspot.com
Perbedaan Metode Mayneke dan Dressmaking
Pembuatan pola dengan metode Meyneke
memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi dibandingkan dengan pembuatan
pola sisitem Dressmaking dalam hal kriteria ketepatan ukuran. Pada
kriteria hasil pengepasan (tampilan keseluruhan) pola sistem Dressmaking
memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi dibandingkan dengan pola
sistem Meyneke.
Pola sistem Dressmaking memiliki titik
pas yang lebih tepat, dan busana yang dibuat lebih nyaman untuk
dikenakan. Namun apabila membuat model busana pas badan dan berbentuk
straples dapat menggunakan kedua sistem pola tersebut karena tidak
memiliki garis bahu. Kelemahan pola sistem Meyneke terdapat pada
kedudukan garis bahu yang cenderung ke belakang melewati pangkal lengan,
serta kedudukan garis leher bagian depan longgar dan bergelombang.
Perbedaan Pola Sistem Mayneke dan Sistem So-en
Pola Meyneke dapat diterapkan dalam
membuat busana busana pas badan seperti lingeri, kebaya, dan gaun. Pola
ini memiliki kupnat pada pinggang dan bahu. Lebar kupnat dapat
menyesuaikan dengan besarnya payudara. Cara pengambilan ukuran lebih
lengkap dan detail karena menggunakan ukuran control atau ukuran uji.
Pola So-En memiliki kupnat pada pinggang muka dan pinggang belakang,
tetapi ukuran kupnatnya cukup lebar, ciri ini memberi keuntungan untuk
wanita bertubuh besar.
Pembuatan pola dengan sistem Meyneke
memiliki tingkat kenyamanan pada kedudukan titik-titik pas lingkar
badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, panjang punggung dan letak
kupnat dan tingkat ketidaknyamanan pada kedudukan garis bahu, garis sisi
dan panjang gaun serta ketidaknyamanan garis bahu, dan kerung lengan
hasilnya longgar dan bergelombang.
Sedangkan pembuatan pola dengan metode
So-En memiliki tingkatan ketidaknyamanan pada kedudukan lingkar badan,
kedudukan panjang sisi, panjang punggung, lingkar panggul dan panjang
gaun serta pada kedudukan titik-titik pas kerung leher, garis bahu,
panjang punggung dan lingkar pinggang serta pada titik kerung leher yang
bergelombang, garis bahu tertarik kebelakang, kerung lengan
bergelombang. Untuk membuat busana dengan sistem So-en sebaiknya pada
bagian sisi pola bagian badan depan dibuat tidak terlalu miring agar
kedudukan garis sisi lebih nyaman.
Perbedaan Pola Sistem Charmant dan Metode Danckaerts
Titik pas (fitting factor) merupakan
suatu lokasi/titik pada pakaian yang menentukan sesuai atau tidaknya
sistem pola tersebut untuk bentuk tubuh yang mempergunakannya. Pada
metode Charmant terdapat perbedaan kedudukan titik pas sistem pola dasar
untuk berbagai bentuk fisik tubuh wanita yang berpostur tinggi kurus,
tinggi gemuk, ideal, pendek kurus, dan pendek gemuk. Sementara untuk
pola sistem Dankaertz, tidak ditemukan adanya perbedaan kedudukan titik
pas pola dasar pakaian wanita pada tubuh wanita yang berpostur tinggi
kurus, tinggi gemuk, ideal, pendek kurus, dan pendek gemuk.
Semoga Bermanfaat.